Home / Pemerintah / Pendidikan

Minggu, 19 Maret 2023 - 10:49 WIB

Bupati Sumenep, Pelopor Sekolah Responsif Gender Harapkan Komitmen Dukung GSPR

Sumenep Suksesi Indonesia.com -Ikatan Guru Indonesia (IGI) bekerjasama dengan Tim INOVASI Jawa Timur dan Dinas Pendidikan kabupaten Sumenep menggelar Webinar Sekolah Responsif Gender yang diikuti sekitar 300 peserta, mulai Kepala Sekolah, Guru, praktisi pendidikan dan gender dan stakeholder lainnya, Sabtu (18/03/2023).


Bupati Sumenep, Ra Achmad Fauzi, SH, MH, Sebagai Pelopor Sekolah Responsif Gender meminta semua pihak untuk berkomitmen, bertanggung jawab, dan mendukung Gerakan Sekolah Responsif Gender (GSPR) di kabupaten Sumenep.

Bupati juga mengapresiasi atas inisiasi yang dilakukan Tim INOVASI Jawa Timur dan IGI bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Webinar yang membahas seputar sekolah responsif gender yang diharapkan bermanfaat untuk kemajuan Kabupaten Sumenep khususnya berkaitan dengan pendidikan anak gender.


Diakui Bupati, pada dasarnya semua anak di Indonesia terlepas dari latar belakang ekonomi sosial budaya etnis dan agama, mereka juga memiliki kesempatan yang sama baik laki-laki maupun perempuan untuk memperoleh pendidikan yang sama sesuai dengan hak yang harus mereka terima sebagai warga negara Indonesia.
” Ini merupakan tangga jawab kita semua dalam memenuhi kebutuhan khususnya anak-anak gender bagaimana kesamaan hak itu bisa dilakukan meskipun secara implementasi di lapangan kadang tidak sesuai dengan hak dan kewajiban yang harus diterima oleh gender di manapun berada,” ujarnya.

Baca Juga  9 Inovasi Bersaing Memperebutkan Juara Anugerah Inovasi Daerah Kabupaten Sumenep Tahun 2024


Diakui, sesuai dengan gender parity index, Indonesia memperoleh nilai 0,97. Dan nilai di bawah 1 menunjukkan semakin kecilnya kesempatan bagi anak perempuan dalam meraih pendidikan. Karenanya, Bupati menilai maka banyak hal yang harus kita lakukan bersama dalam rangka bagaimana pola responsif gender ini bisa benar-benar berjalan khususnya di Kabupaten Sumenep.
Terjadinya ketimpangan gender di sekolah masih sering terlihat, misalnya perlakuan bullying hingga beban ganda bagi perempuan terkadang memang menjadi persoalan-persoalan dalam dunia pendidikan . Karena itulah pihaknya berharap para guru, Kepala Sekolah dan seluruh stakeholder yang ada untuk benar-benar memberikan perhatian terhadap persoalan tersebut sehingga sekolah responsif gender benar-benar bisa diaplikasikan.


“Dengan kegiatan pelatihan-pelatihan misalnya bisa dilaksanakan hingga pada akhirnya kita semua harus memiliki pemikiran yang sama khususnya bagaimana mempresentasikan program sekolah responsif gender ini di sekolah masing-masing. ” Tambahnya.
Dan yang harus dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan akses yang sangat lebar pada anak perempuan dalam rangka memberikan pendidikan untuk bisa memiliki kesamaan dan peran-peran ini juga diharapkan agar keberadaan guru sebagai garda terdepan dapat berpartisipasi untuk bisa mendorong terutama pada perempuan dengan memberikan keyakinan dan motivasi dalam rangka mendorong anak-anak perempuan memiliki kesetaraan dalam dunia pendidikan.
“Kami mengajak semua intuk bersama-sama dalam rangka mendorong, mengawasi dan mengimplementasikan apa yang menjadi harapan terkait dengan sekolah responsif gender ini sehingga apa yang menjadi tujuan ini bisa tercapai dengan dukungan semua pihak.”harapnya.
Selanjutnya, paparan dalam webinar tersebut dilakukan dua pemateri dari Tim Inovasi, yakni Repelita Tambunan, Gender Officer Inovasi Indonesia di Jakarta yang memang memiliki basic studi tentang gender di salah satu university di Thailand hingga kemudian bergabung di Tim Inovasi sejak akhir 2020 lalu, dan merupakan pengembang modul pelatihan sekolah responsif gender.
Dalam kesempatan tersebut Ita panggilannya, menyampaikan seputar sosialisasi prinsip GETSI (Gender Equality atau kesetaraan gender, Disability atau disabilitas and Social Inclusion atau inklusi sosial dasar).
Kemudian Ahmad Fathoni, Distrik Officer Inovasi Jawa Timur. Yang sejak tahun 2018 bertugas mengawal program-program Inovasi di Kabupaten mitra di Jawa Timur, yakni Kabupaten Sumenep Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Sidoarjo.
Dalam pembahasan materinya salah satunya terkait tujuan sekolah responsif gender. Dimana lembaga pendidikan dihatapkan lebih menjamin persamaan peran dan tanggung jawab perempuan serta laki-laki secara adil dan setara dalam memperoleh akses pelayanan pendidikan, berpartisipasi dan secara seimbang memiliki kontrol terhadap sumber-sumber pembangunan pendidikan serta menikmati manfaat yang sama dari hasil pendidikan. Dan secara umum menciptakan sekolah responsif gender ada tiga, yakni dalam pembelajaran di kelas, lingkungan sekolah dan manajemen sekolah.
Selain ketiga Nara sumber pada Webinar Sekolah Responsif Gender ini juga mengundang Nia Kurnia Fauzi, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep yang kebetulan ada kegiatan bersaman. Serta Agus Dwi Saputra, S. Sos., M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep yang diwakili Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD), Ardiansyah Ali Shochibi, ST, MTa, yang sempat menyampaikan apresiasi dan memberikan dukungan terhadap kegiatan tersebut guna mewujudkan sekolah responsif gender di kabupaten Sumenep.(smt/ang)

Baca Juga  Achmad Fauzi Secepatnya Isi Kekosongan Sejumlah Jabatan di Lingkungan Pemkab Sumenep

Baca Juga

Pemerintah

Plt Bupati Sidoarjo Subandi, Sidak Sungai Segodobacang

Pemerintah

Daftar Lima Pati Polresta Sidoarjo 2024 Resmi Berganti

Pemerintah

Kapolres Situbondo Pantau Arus Balik Lebaran dan Pengamanan Tempat Wisata

Hiburan

Expo Tanah Bumbu Resmi Dibuka,Bupati HM .Zairullah Azhar

Pemerintah

Pemkab Tanbu Lantik Pengurus HIMATANBU Malang periode 2023 -2024.

Pendidikan

Mengenal Lingkungan Pesantren.

Pemerintah

Ekspose Awal Kajian Penyusunan Buku Puanna Dekke

Pendidikan

Heboh Pungli Jutaan Rupiah SMA Negeri 1 Gedeg, Kadisdik Jatim Harus Tegas