Suksesi Indonesia.com– Fenomena Lucu – Baru baru ini, ramai diperbincangkan soal pernyataan istilah ‘Jeruk Makan Jeruk’.
Arti dari jeruk makan jeruk dapat masuk ke dalam jenis kiasan sehingga penggunaan jeruk makan jeruk dapat bukan dalam arti yang sebenarnya.
‘Jeruk’ makan ‘Jeruk’ , begitu ungkapan yang sering dipakai, untuk menggambarkan sikap seseorang yang penuh kepalsuan alias suka teriak soal pentingnya penegakan moral, padahal dia sendiri adalah serigala berbulu domba yang lebih sering ‘bernafas dalam lumpur’.
Jeruk makan jeruk adalah ungkapan lain dari maling teriak maling. Di zaman yang semakin edan ini, sangat banyak ditemukan kualifikasi manusia yang sukses mengidentifikasi diri sebagai sosok panutan di tengah masyarakat.
Dia dicitrakan sebagai figur taat beragama, taat dalam “beroganisasi”, rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah, suka membantu sesama dan soalah – Oalah setia kawan seprofesi atau seolah-olah loyalitas dalam pertemanan, tak tahunya semua itu KAMUFLASE BELAKA.
Berangkat dari fenomena itu alias Jeruk makan Jeruk, saat ini sangat sukar untuk memastikan siapa sesungguhnya benar-benar clean dan terbebas dari perilaku biased.
Istilah Jeruk makan Jeruk ini fenomena unik. Kalau merasa diri juga maling, bagus banyak diam saja, seraya segera melakukan introspeksi dan perbaikan diri secara menyeluruh, agar benar-benar terbebas dari jeratan kemunafikan, dan yang lebih penting terhindar dari azabNYA nan teramat pedih.
Fenomena Jeruk makan Jeruk tak ubahnya musuh dalam selimut. Arti Bagai Musuh dalam Selimut dan Contohnya Mengutip buku Pantun dan Puisi Lama Melayu karya Eko Sugiarto, bagai musuh dalam selimut artinya “orang terdekat yang diam-diam berkhianat”, atau suka makan “Bangkai Kawan”.
MUSUH dalam selimut itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artiya musuh di kalangan sendiri. Musuh yang amat dekat (dari lingkungan keluarga, kawan seprofesi sendiri dan sebagainya).
Musuh yang berada di dalam selimut diartikan sebagai lawan yang tidak terlihat meski ada di hadapan kita. Peribahasa bagai musuh dalam selimut ini menggambarkan situasi yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Musuh seseorang bisa saja merupakan orang terdekat seperti keluarga atau sahabat dan organisasi.
Ada banyak faktor yang membuat orang terdekat berkhianat, salah satunya adalah karena iri hati. Nah, peribahasa ini menggambarkan bahwa perasaan iri, dengki, dan niat jahat dapat datang dari mana saja.
Sosok manusia “Jeruk makan Jeruk atau Musuh dalam Silmut dalam Istilah pribahasa. Masuk dalam 7 Kata gori :
- Air susu dibalas dibalas dengan air tuba: Perbuatan baik terhadap seseorang dibalas dengan perbuatan jahat.
- Bagai musang berbulu ayam: Orang jahat yang berpura-pura baik; Berpura-pura menolong namun niat sebenarnya jahat.
- Buruk muka cermin dibelah: Memfitnah orang lain atas aib sendiri.
- Intan dikalungkan di leher anjing: Memberikan sesuatu kepada seseorang, ternyata seseorang berkhianat.
- Kacang lupa akan kulitnya: Seseorang yang lupa akan asal usulnya sebelum berhasil.
- Karam berdua basah seorang: Dua orang berbuat salah, tapi hanya satu yang mengaku dan mendapat hukuman.
- Lidah tak bertulang: Seseorang yang mudah bohong dan tidak menepati janji.
Salam Penulis Opini Satu Suara Publik “Cak Eko Gagak – 2023”. (tok)